Perusahaan Jepang, Nagase & Co. Ltd. Bekerja sama dengan
Denki Kagaku Kogyo K.K. memproduksi enzim tipe ini dengan nama perdagangan
Sweetase, sedangkan NOVO-Denmark memperdagangkannya dengan nama Sweetzyme type
Q.
Produktivitas enzim ini, didefinisikan sebagai kg fruktose
syrup yang berhasil diisomerisasikan per kg enzim selama usia aktif dari enzim
tersebut. Produktivitas dengan demikian merupakan pengaruh gabungan antara
aktivitas dan stabilitas enzim. Stabilitas enzim adalah kemampuan dari enzim
tersebut untuk menjaga agar aktivitasnya selalu tinggi. Produktivitas enzim
glukosa isomerase biasanya sekitar 2.000-3.000 kg per kg enzim.
Produktivitas enzim juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
atau parameter, yaitu:
Suhu operasi
Suhu mempegaruhi aktivitas, stabilitas, dan
pembentukan zat warna. Makin tinggi suhu operasi, makin besar aktivitas enzim,
tapi menurunkan stabilitasnya, serta pembentukan zat warna makin banyak pula.
Sebaliknya suhu yang makin rendah dapat menaikkan stabilitas dan megurangi
kemungkinan pembentukan zat warna, namun produktivitas dan aktivitas enzim
menurun. Suhu operasi yang dianjurkan adalah 600C, yaitu 610C
pada pemasukan dan sekitar 590C pada keluaran.
pH
pH dari sirup yang akan diolah juga
mempengaruhi aktivitas, stabilitas enzim, serta pembentukan zat warna.
Aktivitas maksimum dicapai pada pH sekitar 7,8-8,3 dan aktivitas tersebut
menurun dengan cepat pada pH di bawah 7,0. Enzim menjadi tidak aktif pada pH di
bawah 5,0 dan di atas 9,0. Stabilitas enzim tertinggi dicapai pada pH sekitar
7,0-8,0. Stabilitas tersebut turun dengan cepat pada pH di atas 8,5 dan di
bawah 6,5. Meskipun pada pH tinggi pembentukan warna makin banyak, namun karena
waktu tinggal yang relatif pendek, serta dapat dihilangkan dengan pemberian
karbon aktif, maka pH pemasukan sebaiknya di atur sekitar 8,2, agar pH keluaran
sekitar 7,0-8,0 (pH di sini diukur pada 250C).
Waktu kontak
Agar pembentukan hasil samping, di
antaranya berupa zat warna dapat ditekan seminimal mungkin, waktu kontak diatur
secepat mungkin, biasanya sekitar 1-2 jam.
Aktivator
Ion magnesium adalah aktivator yang baik
untuk enzim glukosa isomerase. Jumlah ion magnesium yang dibubuhkan bergantung
pada kemurnian sirup glukosa (dekstrosa), biasanya sekitar 1x10-3
sampai 5x10-3 mol/l.
Inhibitor
Kemurnian larutan dekstrosa dapat
mempengaruhi aktivitas enzim. Terutama kalsium, oksigen terlarut dan
senyawa-senyawa nitrogen harus segera dihilangkan dari larutan dekstrosa dengan
cara perlakuan karbon aktif, penukar ion, dan penguapan di bawah vakum.
Konsentrasi larutan
Agar produktivitas enzim dapat dicapai
setinggi-tingginya, diharapkan konsentrasi sirup dekstrosa pada pemasukan juga
setinggi-tingginya. Untuk larutan Dekstrosa dari hasil hidrolisis pati,
konsentrasi dekstrosa di dalam larutan (disebut DX) normalnya berkisar antara
93-96%.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, sejenak sebelum sirup
dekstrosa dimasukkan ke dalam kolom isomerisasi, sirup tersebut harus diatur
agar dapat memenuhi syarat-syarat berikut:
pH
|
8,2 (diukur pada 250C)
|
suhu
|
610C
|
kandungan bahan kering
|
40% berat
|
DX
|
93-96% bahan kering
|
MgSO47H2O
|
0,1g/l atau lebih
|
Kalsium
|
1 ppm atau kurang
|
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar jika perlu menanyakan seputar Industri Ubi Kayu dan proses pengolahannya