Pati (C6H10O5) telah
dikenal di Mesir sejak 4000 tahun sebelum Masehi. Bahan ini dapat diperoleh
dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan; terutama dari jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, padi, gandum, sorghum, dan arrowroot.
Meskipun bentuk kristalnya berbeda-beda, dalam banyak hal
pati dapat saling mengganti. Bahan ini penting dalam industri pangan, lem,
tekstil, kertas, amunisi, lumpur pengeboran, permen, glukosa, dekstrosa, high
fructose syrup (HFS), fermentasi, dan lain-lain.
Dalam perdagangan dikenal dua macam pati, yaitu pati yang
belum dimodifikasi dan pati yang telah dimodifikasi.
Pati yang tak termodifikasi atau pati biasa adalah semua
jenis pati yang dihasilkan di pabrik pengolahan dasar, misalnya tepung tapioka.
Sejumlah besar pati tak termodifikasi dimanfaatkan di dalam industri tekstil,
kertas, bahan perekat kardus, dan dalam pengolahan pangan (poding, pengalengan
pangan, permen, biskuit, dan lain-lain), kanji, produk-produk farmasi,
pabrik-pabrik bir dan fermentasi, dan lain-lain.
Pati dapat dimodifikasi melalui cara hidrolisis, oksidasi,
cross-linking atau cross-bonding, dan substitusi. Produk-produk modifikasi
tersebut diantaranya:
- Thin boiling starch
- Pati teroksidasi
- Pregelatinized starch
- Cross linking atau cross bonding starch
- Turunan-turunan pati (starch derivative)
Ekstraksi pati dari umbi ubi kayu dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dari yang amat sederhana sampai yang sangat modern. Walaupun
demikian prinsip dasar dan cara kerja dari proses-proses industri tersebut
sama.
Pemisahan pati yang diperoleh parenkima penyimpan pati di
dalam umbi dilakukan dengan cara memarut, kemudian pati dipisahkan dari
serat-serat kasar (selulosa) dengan cara pengendapan, penapisan, dan pemusingan
(centrifuge).
Bubur pati yang diperoleh dikeringkan. Tergantung pada besar
kecilnya perusahaan, pengeringan bubur pati dapat dilakukan dengan cara alami
(menjemur) atau dengan pengering buatan (dryer).
Pada perusahaan-perusahaan tepung rakyat yang banyak
tersebar di daerah Garut-Tasikmalaya sampai Kuningan di Jawa Barat, Banyumas
dan Pati di Jawa Tengah, serta Malang, Kediri, dan Madiun di Jawa Timur, pati
yang mengendap di bak-bak pengendapan diangkat dan dijemur di atas nampi. Hasil
pengeringan adalah tepung tapioka.
Perusahaan-perusahaan modern yang lebih besar (baik yang
memakai sistem pengendapan ataupun tidak) umumnya memakai pengering buatan
(dryer). Perusahaan-perusahaan tepung tapioka modern banyak didirikan di
Lampung, dan sebagian di Jawa (Bogor, Banyumas, Kediri, Malan , dan lain-lain).
Dengan memakai cara pengendapan, pengolahan tepung tapioka memakan waktu 5-6
hari, sedangkan dengan mesin modern hanya diperlukan waktu satu hari atau
kurang.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar jika perlu menanyakan seputar Industri Ubi Kayu dan proses pengolahannya