Sunday, October 18, 2015

Pati bahan industri dari ubi kayu

Pati (C6H10O5) telah dikenal di Mesir sejak 4000 tahun sebelum Masehi. Bahan ini dapat diperoleh dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan; terutama dari jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, padi, gandum, sorghum, dan arrowroot.

Meskipun bentuk kristalnya berbeda-beda, dalam banyak hal pati dapat saling mengganti. Bahan ini penting dalam industri pangan, lem, tekstil, kertas, amunisi, lumpur pengeboran, permen, glukosa, dekstrosa, high fructose syrup (HFS), fermentasi, dan lain-lain.

Dalam perdagangan dikenal dua macam pati, yaitu pati yang belum dimodifikasi dan pati yang telah dimodifikasi.

Pati yang tak termodifikasi atau pati biasa adalah semua jenis pati yang dihasilkan di pabrik pengolahan dasar, misalnya tepung tapioka. Sejumlah besar pati tak termodifikasi dimanfaatkan di dalam industri tekstil, kertas, bahan perekat kardus, dan dalam pengolahan pangan (poding, pengalengan pangan, permen, biskuit, dan lain-lain), kanji, produk-produk farmasi, pabrik-pabrik bir dan fermentasi, dan lain-lain.
Pati bahan industri dari ubi kayu

Pati dapat dimodifikasi melalui cara hidrolisis, oksidasi, cross-linking atau cross-bonding, dan substitusi. Produk-produk modifikasi tersebut diantaranya:
  1. Thin boiling starch
  2. Pati teroksidasi
  3. Pregelatinized starch
  4. Cross linking atau cross bonding starch
  5. Turunan-turunan pati (starch derivative)

Ekstraksi pati dari umbi ubi kayu dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang amat sederhana sampai yang sangat modern. Walaupun demikian prinsip dasar dan cara kerja dari proses-proses industri tersebut sama.

Pemisahan pati yang diperoleh parenkima penyimpan pati di dalam umbi dilakukan dengan cara memarut, kemudian pati dipisahkan dari serat-serat kasar (selulosa) dengan cara pengendapan, penapisan, dan pemusingan (centrifuge).

Bubur pati yang diperoleh dikeringkan. Tergantung pada besar kecilnya perusahaan, pengeringan bubur pati dapat dilakukan dengan cara alami (menjemur) atau dengan pengering buatan (dryer).

Pada perusahaan-perusahaan tepung rakyat yang banyak tersebar di daerah Garut-Tasikmalaya sampai Kuningan di Jawa Barat, Banyumas dan Pati di Jawa Tengah, serta Malang, Kediri, dan Madiun di Jawa Timur, pati yang mengendap di bak-bak pengendapan diangkat dan dijemur di atas nampi. Hasil pengeringan adalah tepung tapioka.


Perusahaan-perusahaan modern yang lebih besar (baik yang memakai sistem pengendapan ataupun tidak) umumnya memakai pengering buatan (dryer). Perusahaan-perusahaan tepung tapioka modern banyak didirikan di Lampung, dan sebagian di Jawa (Bogor, Banyumas, Kediri, Malan , dan lain-lain). Dengan memakai cara pengendapan, pengolahan tepung tapioka memakan waktu 5-6 hari, sedangkan dengan mesin modern hanya diperlukan waktu satu hari atau kurang.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar jika perlu menanyakan seputar Industri Ubi Kayu dan proses pengolahannya